HALAL LIFESTYLE
Halal lifestyle atau disebut juga dengan “gaya hidup halal”, saat ini tengah menjadi tren global. Halal lifestyle adalah suatu hal yang menunjukkan bagaimana orang hidup, bekerja, pola tingkah lakunya, minat dan bagaimana membelanjakan uangnya, dan mengalokasikan waktu. Gaya hidup juga mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan. Sedangkan halal, bila kita perluas ruang lingkup halal dalam arti hal yang diperbolehkan dan sah menurut hukum Islam. Halal tak cuma menyangkut makanan dan minuman melainkan juga melampaui bahkan merefleksikan semua aspek dalam kehidupan kita.
Banyak di negara-negara belahan dunia tengah berupaya menerapkan sistem halal lifestyle dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan bukan hanya negara Muslim saja yang memiliki jargon halal lifestyle, tetapi negara-negara non Muslim juga tengah berupaya menerapkan halal lifestyle dalam kehidupan mereka. Karena sederhananya sesuatu yang halal sudah pasti baik, bersih, higienis, dan sehat tentunya. Jika kita mengonsumsi sesuatu yang halal, sudah dapat dipastikanakan berakibat pada hal yang baik-baik dan terhindar dari hal yang buruk. Dan sudah banyak penelitian yang membenarkan akan fakta tersebut.Sehingga pantas saja jika banyak negara non muslim yang menginginkan halal lifestyle.
Pada tahun 2015, Thompson Reuters memiliki penelitian yang menarik untuk dicermati. Penelitian ini menyusun peringkat negara terbesar pengeluaran untuk produk halal (expenditure rank) dan peringkat negara terbesar penyedia produk halal (player rank). Dalam penelitian ini Indonesia memiliki expenditure rank tinggi, selalu masuk 10 besar. Tetapi memiliki player rank yang rendah. Untuk industri makanan-minuman halal, Indonesia menempati expenditure rank peringkat pertama. Namun dari sisi player rank, peringkat Indonesia tidak masuk 10 besar. Untuk industri halal fashion dan halal travel, Indonesia menempati expenditure rank peringkat kelima. Namun dari sisi player rank, peringkat Indonesia juga tidak masuk 10 besar.
Secara makroekonomi, fenomena ini menyebabkan tingginya impor produk-produk halal yang tidak di imbangi oleh ekspor produk halal. Ini menimbulkan dua dampak terhadap perekonomian Indonesia. Pertama, dampak terhadap devisa Indonesia yang tergerus untuk mengimpor produk-produk halal. Kedua, dampak terhadap usaha kecil menengah Indonesia yang tertekan oleh masuknya barang-barang impor.
Besarnya pasar global produk halal merupakan peluang bagi Indonesia. Kemampuan Indonesia untuk mengembangkan produsen produk halal dapat menghemat devisa dan dapat meningkatkan peran usaha kecil dan menengah. Hal ini merupakan dampak yang sangat menguntungkan bagi Indonesia, jika dilakukan dengan sungguh-sungguh.
KSEI FOGEIS//Jurnalis Class_Devisi Jurnalistik FOGEIS INZAH.
By: Nur Laili Oktaviani, Jamilatul Khoiroh, Mufidatul lubabah, Noer Alif Laila, Moh. Syaifullah, Moh. Abbas, Moh. Abdul Hamid.
Komentar
Posting Komentar